Selasa, 29 Oktober 2013


Perempuan penjual roti goreng


         Inilah kisah seorang perampuan tua yang mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup kelurga kecilnya hanya dengan menjual roti goreng.
         Disuatu pagi yang cerah, saat ku akan berangkat ke sekolah, ku lihat perempuan tua yang duduk di ujung trotoar. Ku hampiri perempuan tua itu dan ternyata dia berjualan roti goreng. Akhirnya ku beli beberapa roti gorengya, karena ku kasihan padanya, lalu kutanyai mengapa di usia rentang seperti ini masih berjualan, seharusnya dia harus banyak istirahat untuk kesehatannya dan diapun menceritakan kehidupannya.
Semenjak dia ditinggal sang suami untuk menghadap sang pencipta,  sekarang dia menjadi tulang punggung keluarga kecilnya. Dia mempunyai 3 orang anak, yang pertama laki-laki duduk di bangku kelas 1 smp, yang kedua perempuan duduk di bangku kelas 5 SD dan yang terakhir laki-laki duduk di bangku 3 SD,tapi anak yang pertama dan terakhir berhenti sekolah semenjak ayahnya meninggal dan sekarang hanya anak yang kedua yang bersekolah, karena untuk meluluskan SD saja dan setelah itu tidak bersekolah lagi.
Kehidupannya begitu sulit dan memprihatinkan, untuk makan saja sulit apalagi untuk sekolah. Meskipun anaknya sering diolok-olok teman-temannya, tapi anaknya tidak memperdulikan olokan itu dia hanya ingin berbakti pada orang tua.
         Aku begitu salut dan terharu dengan kekompakan kelurga kecil itu, meskipun kehidupannya tak pernah tercukupi sepertiku, tapi mereka begitu sabar dan kompak dalam menghadapi semua cobaan hidup yang sulit ini. Keesokan harinya ku cari perempuan tua itu untuk membeli roti gorengnya, tapi tak ada ku Tanya pada seorang tukang ojek yang biasa mangkal di tempat biasa perempuan tua itu berjualan dan dia bilang, dia mendengar kabar dari salah satu teman ojeknya yang menjadi tetangga perempuan tua itu, bahwa perempuan tua penjual roti goreng itu kini telah tiada, begitu kasihan nasib anaknya yang belum tamat sekolah.
         Begitu beruntungnya diriku, karena semua kebutuhanku terpnuhi dari sandhang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan. Aku sungguh bersyukur, karena kedua orang tuaku masih ada. Dari situlah aku menyimpulkan bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita punya sekarang.




Pesan moral :

“ Kita hidup di dunia ini harus banyak bersyukur, karena apa yang kita punya sekarang belum tentu orang lain punya”
“ Warnailah harimu dengan berbagi sesama makhluk hidup dan syukusilah apa yang kamu punya sekarang ”

0 komentar:

Posting Komentar