Tugas Geografi
SOAL!
Reproduksi Sehat
Imran
(2000) menyatakan perilaku seksual yang sehat bertanggung jawab merupakan
tujuan dari perkembangan seksualitas remaja. Pengertian sehat secara umum
adalah menyeluruh secara fisik, psikologis, dan sosial.
Mohammad
(1998), seseorang agar melalui fungsi reproduksinya secara sehat, kesehatannya
harus terjaga sejak ia masih berusia muda, bahkan sejak masih usia anak-anak.
Sedikitnya ada 3 unsur yang perlu diperhatikan.
1.
Bagaimana
menjaga agar baik pria maupun wanita akan mampu bereproduksi dalam keadaan
sehat, dapat mempunyai anak yang sehat serta mampu mengasuh anak itu secara
tanggung jawab sehingga mereka pun kelak akan mampu menjalani tugas
reproduksinya secara sehat pula.
2.
Bagaimana
menjamin bahwa mereka akan melewati masa reproduksinya secara aman, tanpa
komplikasi baik secara fisik, mental, maupun sosial.
3.
Bagaimana
menjamin bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
mencapai semua itu. Kesehatan reproduksinya bukanlah sekedar masalah biomedik
tetapi lebih merupakan masalah sosial.
1.
Bacalah bacaan
di atas, selanjutnya diskusikan dengan teman anda.
2.
Berikan
pendapat Anda dalam 1-2 lembar tulisan, apa saja yang bisa kita lakukan untuk 3
(tiga) unsur dalam reproduksi sehat kita masing-masing !
3.
Tulisan diketik
dalam format doc. atau docx. Microsoft Word dalam nama file nomor dan nama
Anda. Contoh : 01_Abu.docx dan selanjutnya kumpulkan ke ketua kelas Anda. Waktu
5 (lima) hari dari sekarang. Selamat bekerja !
JAWABAN!
Kesehatan
reproduksi adalah keadaan dimana seseorang tersebut merasa kesejahteraan fisik
dan psikis, yang termasuk dalam keadaan terbebas dari kehamilan yang tidak
dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual (FCI, 2000).
Keyakinan dan
emosi memegang peranan penting. Sikap yang dikaitkan dengan kesehatan
reproduksi yaitu reaksi yang ditampilkan seorang dalam memperhatikan reaksi
yang ada terhadap kesehatan reproduksi yaitu meliputi sikap terhadap perilaku
seks pranikah, penyakit menular seksual, informasi kesehatan reproduksi,
kehamilan dan aborsi serta bagaimana remaja-remaja memandang kesehatan
reproduksi bagi dirinya (Azwar, 1995).
Tujuan utama
dari program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kemandirian perempuan
dalam mengatur fungsi peran reproduksinya termasuk dalam kehidupan seksualitas,
sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada akhirnya menuju
peningkatan kualitas hidupnya dan juga ada beberapa alasan penting dengan
diterapkannya pendidikan reproduksi untuk remaja menurut Miqdad, (2000) yaitu:
1). Mencegah penyimpangan-penyimpangan dan
kelainan-kelainan seksual.
2). Mendorong tegaknya nilai-nilai moral remaja.
3). Mengatasi gangguan-gangguan psikis pada remaja.
4).
Memberikan pengetahuan perkembangan anak.
Setelah seseorang
mengetahui tentang tujuan dari diterapkannya pendidikan reproduksi, ada hal
yang diinginkan yang dapat muncul di setiap individu yaitu Munajat, (2000),
sikap positif terhadap seks menjadi hal yang sangat penting. Tingkah laku yang
menunjukkan sikap positif terhadap seksualitas yaitu:
1). Menempatkan
seks sesuai dengan fungsi dan tujuan.
2). Tidak
menganggap seks itu jijik, tabu, dan jorok.
3). Tidak
dijadikan candaan, bahan obrolan.
4). Mengikuti
norma atau aturan menggunakannya.
5).
Membicarakan dalam konteks ilmiah atau belajar untuk memahami diri orang lain
serta pemanfaatan secara baik sesuai dengan fungsi dan tujuan sakralnya.
Perubahan
anatomi dan fisiologi yang terjadi pada wanita yaitu ditandai dengan mulai
berfungsi sistem reproduksi dengan datangnya menarche / menstruasi/haid yang
umumnya terjadi di usia 10-14 tahun. Masa pubertas wanita terjadi antara usia
8-14 tahun, diawali dengan pertumbuhan payudara, dua sampai enam bulan kemudian
tumbuh rambut kemaluan disusul rambut ketiak . Wanita memiliki 4 siklus reproduksi
diantaranya yaitu haid, hamil, melahirkan, menopause.
Wanita memiliki
masa subur yang lebih pendek daripada pria. Masa subur wanita yaitu sejak
mendapat haid pertama sekitar usia 10-12 tahun hingga tidak mendapatkan haid
lagi sekitar usia 40-50 tahun, sementara masa subur pria dimulai sejak mimpi
basah usia 12 tahun sampai meninggal dunia.
Alat reproduksi
pada wanita terdiri dari alat kelamin luar yaitu labia mayora (bibir besar)
bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar
labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar
keringat. Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora.
Klitoris,
vestibulum pada bagian ini terdapat muara vagina (liang senggama, saluran
kencing). Alat kelamin bagian dalam yaitu vagina yang menghubungkan rahim
dengan dunia luar, uterus beratnya sekitar 30 gr terletak di panggul kecil
diantara rectum dan didepannya terletak kandung kemih, tuba fallopi panjangnya
sekitar 12 cm. Tuba fallopi ini dibagian ujungnya kebuka dan mempunyai fimbriae
(rumbai-rumbai) untuk menangkap ovum saat terjadi pelepasan telur. Indung telur
(ovarium) terletak antara rahim dan dinding panggul.
Indung telur
ini merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai
dampak kewanitaan dalam mengatur posisi menstruasi. Bagian terakhir paling
bawah rahim disebut servix (mulut rahim) yang bersambung dengan bagian paling
atas liang senggama (vagina). Mulut rahim menyambungkan rahim dengan liang
senggama.
Sedangkan perubahan
anatomi dan fisiologi yang terjadi pada pria adalah terjadinya ereksi, orgasme
dan ejakulasi.Masa pubertas pria terjadi antara usia 12-14 tahun biasanya ditandai
dengan pembesaran testis, disertai perubahan tekstur dan warna scrotum kemudian
tumbuh rambut pada kemaluan bersamaan dengan membesarnya penis. Sekitar usia 14
tahun, perkembangan testis dan penis hampir sempurna, rambut ketiak muncul
setelahnya.Alat reproduksi pada pria terdiri atas testis untuk memproduksi
sperma. Testis dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantong yang disebut
scrotum. Disisi belakang masing-masing testis terdapat epididimis. Di tempat
ini sperma mengalami pematangan. Sperma selanjutnya bergerak menuju ke kandung
kemih (vesikula seminalis) melalui saluran mani (vas deferens). Kelenjar
prostat adalah struktur kecil berbentuk kenari yang terletak di bawah kandung
kemih. Penis adalah alat reproduksi yang membawa cairan mani berikut sperma ke
liang senggama (Rahardjo, 1999).
Perkembangan
seksualitas seseorang diawali dengan adanya tanda-tanda pubertas yang dapat
dilihat dari karakteristik seksual primer dan sekunder. Karakteristik seksual
sekunder tidak berhubungan langsung dengan fungsi reproduksi, tetapi perannya
dalam kehidupan seksual tidak kalah pentingnya karena berhubungan dengan daya
tarik seksual (Tanner dalam Imran, 2000).
Semua perubahan
dipengaruhi oleh berfungsinya hormon seksual yaitu testosteron untuk pria serta
progesteron untuk estrogen untuk wanita.
Hormon-hormon ini jugalah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual
manusia. Kondisi hormon inilah yang menyebabkan remaja menjadi semakin peka
terhadap stimulasi seksual (visual, sentuhan, audio-visual) sehingga mendorong
munculnya perilaku seksual. Selain itu perubahan jasmani dan fungsi tubuh, juga
mempengaruhi perubahan pada aspek kejiwaan dan kehidupan sosial, karena perubahan
bentuk tubuh pada remaja dapat menimbulkan kecemasan ataupun kebanggaan, karena
mereka sudah mulai dewasa. Seseorang jika dirinya sudah memasuki masa remaja
perasaan-perasaan yang tidak ditemukan pada masa anak mulai berkembang misalnya
mulai tertarik dengan lawan jenis (Widjanarko, 1993 dalam Iryanti, 2003).
Perkembangan
kepribadian seseorang terjadi pada masa remaja , karena labilnya emosi erat
kaitannya dengan hormon dalam tubuh sering terjadi kenaikan emosi dalam bentuk
amarah, sensitif dan bahkan berbuat nekat. Ketidakstabilan emosi mengakibatkan
mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan
kemampuan intelektualisme pada remaja membuat mereka cenderung bersikap kritis
tersalurkan melalui perbuatan-perbuatan yang bersifat eksperimen dan
eksploratif. Tindakan semacam ini bisa dibimbing dan diarahkan dengan baik akan
bermanfaat (Warliana, 2001).
Perkembangan
Intelegensioleh David Wechsler (1995) dalam Sarwono (2000) didefinisikan
sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara
terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi
memang mengandung unsur fikiran atau rasio yang harus digunakan dalam suatu
tindakan atau tingkah laku, makin berintelegensi tingkah laku tersebut. Ukuran
intelegensi dinyatakan dalam ukuran IQ (Intelligence Quotient).
Jadi, pada
intinya jika pria maupun wanita akan mampu bereproduksi dalam keadaan sehat dan
bertanggung jawab, jika keduanya memang sudah memasuki usia reproduksi matang
dan mereka juga benar-benar siap untuk mempertanggung jawabkan apa yang mereka
pilih dengan jalan sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, sehingga
mereka tidak melakukan penyimpangan sosial. Kita juga harus bisa menjaga diri
dari pengaruh sosialisasi lingkungan yang bersifat negatif dengan membentengi
diri dengan iman,agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan contohnya kehamilan
yang tidak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual. Penyebab
terjadinya semua peristiwa itu disebabkan, karena kita tidak mematuhi norma-norma
dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Pergaulan anak zaman sekarang sudah
semakin menjadi-jadi, contohnya dugem (dunia gelap) atau diskotik, free seks,
pecandu narkoba, minum-minuman yang memabukkan,dll. Semua itu terjadi, karena
kurangnya kontrol dari orang tua terhadap perilaku dan pergaulan anak. Orang
tua semestinya sesekali harus memeperhatikan dengan siapa anaknya bergaul dan
dengan siapa anaknya berteman, dalam artian itu pergaulan/pertemanan yang
berdampak positif atau negatif. Rata-rata anak yang mengalami pergaulan
bebas,biasanya keluarganya dalam masalah seperti, perceraian, kurangnya ekonomi
keluarga, kesibukan orang tua bekerja, kurangnya komunikasi orang tua dengan
anak, sehingga anak tersebut merasa kurang diperhatikan, maka anak tersebut
akan mencari kesenangan diluar keluarga. Sebagai makhluk sosial dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu
memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa, lebih mampu, lebih tahu dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan saat kita bersosialisasi, maka kita harus
bisa membawa diri kita ke arah yang positif, kita juga tidak boleh memicu
terjadinya hal-hal yang berkaitan dengan penyimpangan sosial, selain itu kita
juga harus berfikir apa akibat yang akan terjadi jika kita melakukan
penyimpangan sosial tersebut.
Referensi